Gambar

Gambar

Kamis, 21 Mei 2015

Ajaran Budha Dharma tentang Manusia dan Alam

Penciptaan Manusia
            Didalam Agama Budha mengajarkan Sari Panchamabutha yang dimana sari ether, hawa, api, air dan bumi bersatu menjadi sadarsa (enam rasa), yaitu rasa manis, asam, pahit, pedas, asin, dari sini bercampurlah semua unsur yang lain, didalam percampuran terdapatlah dua unsur benih kehidupan yaitu mani wanita (swanita) dan mani laki-laki (sukla). Dari sinilah penciptaan manusia muncul.[1]
            Didalam agama budha manusia pertama disebut dengan nama swayabhu-manu, tetapi ini bukan nama perorangan melainkan sebutan saja, dalam bahasa sansekerta swayabhu ialah yang menjadi diri sendiri dan manu ialah makhluk berfikir yang menjadikan dirinya sendiri. Jadi manu dalam agama budha hanyalah kata istilah manusia, menurut agama budha semua manusia adalah manusia
Penciptaan Manusia
            Didalam Agama Budha mengajarkan Sari Panchamabutha yang dimana sari ether, hawa, api, air dan bumi bersatu menjadi sadarsa (enam rasa), yaitu rasa manis, asam, pahit, pedas, asin, dari sini bercampurlah semua unsur yang lain, didalam percampuran terdapatlah dua unsur benih kehidupan yaitu mani wanita (swanita) dan mani laki-laki (sukla). Dari sinilah penciptaan manusia muncul.[2]
            Didalam agama budha manusia pertama disebut dengan nama swayabhu-manu, tetapi ini bukan nama perorangan melainkan sebutan saja, dalam bahasa sansekerta swayabhu ialah yang menjadi diri sendiri dan manu ialah makhluk berfikir yang menjadikan dirinya sendiri. Jadi manu dalam agama budha hanyalah kata istilah manusia, menurut agama budha semua manusia adalah manu.
Jadi dalam agama Budha kehidupan manusia ini diibaratkan seperti rantai. Ada 12 mata rantai kehidupan manusia yaitu:[3]
       Avijja (kebodohan batin).
       Sankhara (bentuk-bentuk karma).
       Patisando Vinarna (kesadaran).
       nama dan raga (batin dan jasmani)
      Salayatana (enam landasan India).
       Phassa (kortex).
      Vidana (perasaan).
       Tantra (nafsu keinginan).
       Upadana (melekat).
       Bhava (terus menjadi tumbuh).
       jati (kelahiran).
       Jasa Marana (tua dan mati).
      Penciptaan Alam
Alam semesta memiliki luas yang tidak terkira dan apa yang ada di dalamnya pun tidak terhitung jumlahnya. Namun semua yang terkandung di dalam alam semesta memiliki dasar penyusun yang sama. Dalam Buddhisme, ada tiga komponen yang menyusun hakekat alam semesta, yaitu Citta, Cetasika, dan Rupa.[4]
Didalam agama budha terdapat yang namanya Tilakhana yaitu tiga corak umum dan pancakhanda yang artinya lima kelompok kehidupan, didalam tilakhana terdapat yang namanya Anicca (Ketidak kekalan) yang dimana alam semesta ini mengalami banyak perubahan yang tidak ada putus-putusnya. Tidak ada satupun yang tetap sama untuk selama satu saat yang berturut-turut. Realitas alam semesta ini bukanlah merupakan suatu kolam yang tenang, akan tetapi merupakan suatu arus/aliran yang mengalir deras.[5]
Sejak saat permulaan terbentuknya alam, kehancuran telah membayangi dan dapat dipastikan bahwa suatu saat akan hancur kembali tidak berbekas. Ketidak-kekalan ini yang diajarka dalam agama budha bukanlah suatu yang direka-reka atau yang dibuat-buat, akan tetapi merupakan kenyataan , fakta, yang dirasakan dan dialami dengan jelas sekali dalam kehidupan kita sehari-hari.
Hubungan Manusia dan Alam dalam Agama Budha
             Hubungan Manusa dan alam sangat keterkaitan yang dimana dalam agama budha juga ada yang namanya Paticca Sammupada yang dimana setiap kejadian selalu bergantung pada kejadian lain. Jadi segala sesuatu yang terdapat didalam alam semesta ini dapat dikembalikan kedalam rangkain sebab akibat. Jadi apabila manusia dengan alam nya baik atau kamma nya baik menghasilkan baik pula, apabila manusia dengan alamnya buruk atau kammanya buruk menghasilkan yang buruk juga.

DAFTAR PUSTAKA
Swabodhi, Harsa, Budha Dharma&Hindu Dharma, Analogi Filsafat, Etika dan Puja. Sumatera Utara:Yayasan Perguruan Budaya, 1980.
Cudamani, Pengantar Agama Hindu Untuk Perguruan Tinggi,  Jakarta: Yayasan Wisma Karma, 1987.
Hadiwiyono, Harun, Agama Hindu dan Budha. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Maaciww!! Udah mampir di Blog ane, Semoga Bermanfaat, janan lupa likenya ya :)